Dua orang pemuda desa yang punya kepedulian sosial berbincang di sebuah warung.
“Sekarang banyak sekali pejabat dan orang kaya yang rumahnya besar terletak di dalam kota dengan perabot yang mewah dan segala fasilitas tersedia, masih mendirikan atau membeli villa di lereng gunung. Mereka tampak lebih kerasan tinggal di villa daripada di rumahnya yang serba wah! itu”
“Mungkin karena mereka ingin beristirahat.”
“Mana bisa. Kalau sekedar beristirahat, mereka kan bisa di rumahnya sendiri. Tak perlu jauh-jauh, beristirahat itu kan sekedar berhenti dari kegiatan rutin sehari-hari.”
“Oh, ya, kalau begitu aku tak bisa menjawab pertanyaanmu, mari kita tanyakan saja kepada seorang sosiolog.”
Di sebuah rumah yang terletak di pinggiran kota kecil itu mereka mendapat jawaban dari seorang sosiolog.
“Saya tak akan menjawab dengan menggunakan disiplin ilmu saya, tapi itu diduga keras karena sebagian orang kota sudah jenuh dengan kehidupan modern yang ternyata banyak virusnya, sehingga mereka merindukan berciuman dengan daun, awan, air sungai yang jernih dan kicau burung yang terbang menyanyikan lagu kebebasan.”
“Lha kalau seluruh gunung nanti sudah dimiliki orang kota, kami yang lemah-lemah dan tak berkuasa ini akan pindah kemana?”
“Ya pindah saja ke pelukan kasih sayang Tuhan. Karena hanya Dialah yang tak akan pernah menolak orang lemah yang datang kepada-Nya.”
Tinggalkan sebuah Komentar so far
Tinggalkan komentar