Alif News


Harta Berkah Dengan Sedekah
19 November 2008, 3:51 pm
Filed under: Hikmah | Tag:
Menambah Bukan Mengurangi

Sedekah: Menambah Bukan Mengurangi

Setiap diri kita, bekerja demi mendapat upah guna menyambung hidup, menafkahi anak dan isteri, orangtua dan seluruh anggota keluarga. Hasil yang kita dapat dengan susah-payah, kita kumpulkan sedikit demi sedikit, demi mencapai tujuan yang kita inginkan untuk diri kita sendiri, sebelum demi orang lain. Karena kata agama, apabila selesai kita tunaikan kewajiban bagi kerabat terdekat kita, maka masih ada hak mereka yang berkekurangan di dalam harta kita yang berlebih. Itulah mengapa kita dianjurkan untuk gemar bersedekah.

Tapi mudahkah urusan yang namanya sedekah itu untuk kita jalankan?. Walau tak mustahil, bagi kita yang belum terbiasa berbagi, urusan bersedekah itu tentu saja bukan persoalan yang gampang. Untuk menyandang predikat ikhlas, kita mesti tekun dan rajin berlatih. Berupaya dalam sebanyak mungkin kesempatan, untuk menyisihkan sebagian milik kita, untuk meringankan beban hidup orang lain, orang-orang yang memang benar-benar membutuhkan bantuan yang dapat kita berikan.

Ada beberapa persepsi yang kurang pas berkenaan dengan sedekah, yang pada akhirnya berakibat pada tertanamnya rasa enggan untuk melakukan acara berbagi kepada sesama ini. Yang paling umum adalah anggapan keliru, bahwa dengan bersedekah itu maka harta kita menjadi berkurang, padahal sesungguhnya, sebaliknya, dengan sedekah harta kita malah akan menjadi berlipat ganda 10 hingga 700 kali lipat jumlahnya. Jadi pertanyaan yang tepat setiap kali kita selesai bersedekah adalah : harta kita ‘akan jadi’ berapa, bukan ‘tinggal’ berapa.

Kita juga salah beranggapan bahwa setiap kali kita bersedekah, tiap kali itu pula kita memberikan sesuatu kepada orang lain. Mengurangi sesuatu milik kita, menambahkan sesuatu buat orang lain yang kita beri. Padahal sebenarnya, saat itu kita sedang berbuat sesuatu untuk diri kita sendiri. Tidak mengurangi harta kita, malah menambahnya.

Hal lain berkenaan dengan sedekah adalah kebiasaan kita mengeluarkan harta kita pada saat kita sedang beroleh keuntungan berlebih, yakni pada saat hati kita sedang diliputi kebahagiaan dan sukacita karena sedang ketiban rejeki yang luar biasa banyak. Pada saat seperti itulah biasanya kita lebih mudah untuk bersedekah. Padahal kita patut bertanya, jika memang demikian kondisinya, lalu dimana letak keistimewaannya? Bukankah memang wajar bila kita dapat dengan mudah beramal pada saat sedang berkelimpahan?. Padahal selayaknya sedekah dilakukan di awal, saat kita jeblok, agar kita beroleh berkah dan anugerah. Bukan di akhir, setelah kita beroleh kelapangan hidup. Ibarat hendak berbisnis, selayaknya kita siapkan modal awal, karena pada hakikatnya sedekah itu adalah bentuk transaksi kita dengan Tuhan Sang Pembalas. Jadi jangan tunggu ‘dapat dahulu’ baru ‘sedekah kemudian’.

Oleh karena itulah, mulai sekarang tengoklah ke kanan-kiri kita, adakah orang-orang yang dapat ‘membantu’ kita melipat-gandakan harta yang kita miliki?. Adakah orang-orang yang bersedia meringankan tanggungan kita, ‘membawakan beban’ kita kelak di hari perhitungan?. Jika ada, bersegeralah bersedekah, jangan tunda lagi. Hilangkan keraguan dari hati kita untuk memulai. Pakailah prinsip 6 M. Mengetahui -> Meyakini -> Mengamalkan -> Membuktikan -> Merasakan -> Menceritakan. Dengan kata lain, bila kita sudah mengetahui tentang hal-ihwal sedekah, karena persoalan ini tertera dalam kitab suci yang kita agungkan, maka kitapun patut meyakini kebenaran prinsip-prinsipnya. Pengetahuan dan keyakinan itulah yang hendaknya menjadi dasar kita dalam mengamalkan tindakan bersedekah. Dan apabila itu semua sudah kita jalankan dan kita lewati prosesnya, maka giliran kita menunggu pembuktian janji dari Tuhan akan balasan yang berlipat ganda atas sedekah kita. Pada saat janji itu terbukti, maka pastikan kita dapat merasakannya sepenuh hati, agar pada akhirnya kita dapat menceritakan kepada orang lain yang masih alot untuk bersedekah, untuk segera merubah kebiasaan mereka. Sebaiknya sih saya mulai saja dari diri saya sendiri dulu. Lalu bagaimana dengan anda? Alangkah baiknya bila anda berpikiran sama. [insanmerdeka.blogspot]


3 Komentar so far
Tinggalkan komentar

6 M
mantap lah perintah Alloh

Komentar oleh arivynt

Dulu, saya merasa rugi bila membayar ongkos bis kemahalan, beli sayur ga boleh ditawar, naik ojek ditipu ongkosnya, dan banyak hal lain yang berhubungan dengan profesi-profesi kaum pinggiran. Tapi ketika saya ikhlas ada saja jalan Allah memberi lebih untuk setiap keikhlasan saya menerima kejadian-kejadian seperti di atas.karena saya selalu meniatkan sedekah apabila saya merasa dirugikan

Komentar oleh Sulis Taranti

sedekah merupakan investasi bukan rugi

Komentar oleh alifnews




Tinggalkan komentar