Filed under: Advokasi dan Perlindungan Hukum
Demonstrasi yang dilakukan beberapa oknum masyarakat yang mengatasnamakan Aswaja (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) kembali terjadi di Bangil (1/4/2016). Kali ini sasarannya Milad (peringatan hari kelahiran) Sayyidah Fatimah az-Zahra’ binti Muhammad Rasulullah saw.
Mereka menolak acara tersebut dengan alasan demi menjaga “kehormatan” Sahabat Nabi (?) Tak tahulah, alasan macam mana pula itu, kata orang Batak. Saya tidak akan mengelaborasi alasan yang mereka ajukan, tulisan ini hanya ingin menyoroti strategi “atasnama” yang selalu mereka gunakan setiap kali melakukan tindakan anarkis terhadap kelompok lain.
Kalau dilihat dari karakter pendemo dan penggeraknya, setali tiga uang dengan yang pernah terjadi di Bogor (dalam kasus pelarangan Asyuro) beberapa waktu yang lalu. Kelompok minoritas intoleran ini selalu menggunakan Aswaja sebagai “baju” demi mendapatkan sentimen positif dari kelompok mayoritas muslim di Indonesia yang menganut mazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Dengan memobilisasi isu “sesat”, kelompok ini begitu berisik berbicara dimana-mana, meminjam istilah Kang Ridwan Kamil. Baik di medsos maupun di mimbar-mimbar pengajian, mereka mengklaim sebagai kelompok yang paling representatif berbicara atas nama Islam.
Filed under: Hikmah
Tahun Baru Hijriah merupakan tahun baru bagi umat Islam yang pada bulan Muharram tersebut banyak kejadian bersejarah diantaranya
- Bebasnya Nabi Nuh dan ummatnya dari banjir besar.
- Nabi Ibrahim selamat dari apinya Namrudz.
- Kesembuhan Nabi Yakub dari kebutaan dan ia dibawa bertemua dengan Nabi Yusuf pada hari Asyura.
- Nabi Musa selamat dari pasukan Fir’aun saat menyeberangi Laut Merah.
- Nabi Isa diangkat ke surga setelah usaha Roma untuk menangkap dan menyalibnya gagal.
Filed under: Aktualita
Seperti telah diketahui dan disiarkan secara luas di banyak media massa, pemerintah telah menjalankan Forum Rekonsiliasi sebagai upaya penyelesaian dalam Konflik Horizontal berlatar belakang agama di Sampang. Dalam kasus ini komunitas syiah di Sampang telah menjadi korban, seluruh rumah mereka dibakar dan saat ini dipaksa menempati hunian pengungsian di Rusunnawa Puspa Agro Sidoarjo. Forum Rekonsiliasi tersebut dipimpin oleh Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya Prof. Abd. Ala.
Bahwa perwakilan warga syiah sampang telah bertemu dengan presiden SBY di Cikeas pada 14 Juli 2013 dan berjanji akan memimpin langsung upaya rekonsiliasi ini yang akan dilakukan presiden pada akhir Juli atau awal agustus 2013. Presiden juga menegaskan bahwa rekonsliasi ini akan menjamin pemulihan dan pelindungan hak-hak seluruh warga syiah Sampang yaitu : menjamin pemulangan warga syiah sampang ke kampungnya, memulihkan segala harta milik korban yang hancur, melindungi kebebasan beragama dan berkeyakinan, dan menjamin perlindungan keamanan dan hukum bagi seluruh warga syiah sampang. Untuk menghormati dan mendukung apa yang telah disampaikan presiden, maka warga syiah sampang mendukung dan sangat mengapresiasi upaya Forum Rekonsiliasi yang diawali lebih dahulu oleh Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya Prof. Abd. Ala.
Filed under: Aktualita
Sudah Hampir tiga bulan data-data berkaitan dengan birokrasi Dinas Pengairan di kumpulkan, hal ini di sebabkan karena begitu sulitnya proses rekomondasi untuk pembuatan jembatan sungai yang terletak di desa kebonwaris depan tanah yang akan di bangun sekolah seluas 2000 meter persegi, lampiran berkas yang harus di sesuaikan dengan standart baku dinas pengairan yang ternyata ujung-ujungnya mereka minta uang untuk jasa pembuatan berkas tersebut.
walhasil dengan menghabiskan dana 500.000,- untuk pembuatan satu bendel pengajuan rekomondasi akhirnya persoalan birokrasi bisa di atasi sehingga proyek pembangunan sekolah bisa di lanjutkan.. Baca lebih lanjut
Filed under: Aktualita
catatan ini di dapatkan dari posting facebook ustad kami abdillah ba’bud
Sampang, 27 Agustus 2012.
Untuk para kyai dan pejabat yang terlanjur dihormati di Sampang,
Cobalah semayamkan diri sampean dalam i’tikaf malam-malam. Hitunglah hubungan-hubungan global maupun parsial. Kaitan-kaitan makro maupun mikro, sentuhan-sentuhan permanen ataupun temporer, antara hening dan riuh.
Cobalah engkau buka dan arahkan mata dan hati sampean untuk menukik tajam pada fakta aktual tentang kerusuhan dan keberingasan anak-anakmu itu.
Apakah sampean-sampean memiliki kesanggupan untuk memaknai ini semua?
Mampukah sampean yang sudah terlanjur menjadi tokoh yang semestinya bersifat mengatasi kepentingan-kepentingan subyektif diri dan golongan sendiri demi kepentingan yang lebih tinggi? Yakni kepentingan kolektif, kepentingan bangsa secara menyeluruh, kepentingan kerakyatan dan kemanusiaan, dan kalau perlu kepentingan nilai ilahiah yang seharusnya memang dijunjung tinggi – sesuai dengan janji dan gaya sampean sehari-hari?
Dibidang politik sampean boleh menolong golongan manapun, asalkan pertolongan sampean itu berorientasi pada kepentingan seluruh bangsa. Sampean boleh membantu pihak manapun asalkan bantuan itu sampean efektifkan untuk kepentingan seluruh rakyat. Sampean bahkan dianjurkan untuk menolong dan membantu pihak manapun asalkan pertolongan dan bantuan itu bisa sampean temukan relevansi dan idealistiknya dengan nilai-nilai universal keilahian. Baca lebih lanjut
Filed under: Aktualita
Gerakan Non Blok sebagaimana organisasi lainnya dipengaruhi oleh peran besar para tokoh pendirinya. Empat pendiri GNB, Presiden Indonesia Ahmad Soekarno, Presiden Mesir Gamal Abdol Nasser, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dan Presiden Yugoslavia, Yosep Broz Tito dan Kwame Nkrumah dari Ghana. Kelima negara itu memiliki pengalaman buruk selama bertahun-tahun dijajah negara maju. Rakyat negara itu berjuang merebut kemerdekaannya dari tangan imperialis. Mereka juga menegaskan sikap independen dari berbagai ketergantungan terhadap salah satu blok, baik timur maupun Barat.
Para tokoh itu merupakan pemimpin politik pertama negara mereka masing-masing setelah merdeka dari cengkeraman penjajah. Selain berperang melawan penjajah, dan mereka juga aktif melancarkan gerakan anti Imperialisme di kancah internasional. Tahun 1945 hingga 1955 menjadi momentum perlawanan politik keempat negara itu melawan penjajah hingga meraih kemerdekaannya.
Dengan spirit itu, para pendiri GNB mengemukakan sejumlah masalah yang paling mendasar yaitu: prinsip saling menghormati integritas teritorial; menjaga perdamaian; meredakan friksi di level internasional akibat friksi blok Timur dan Barat; tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain; perjanjian non-agresi dengan tidak menyerahkan pangkalan militer kepada salah satu blok, mendukung piagam PBB dan perlucutan senjata melalui pengawasan internasional. Dengan demikian maksud dan tujuan dari didirikannya gerakan non blok adalah memperjuangkan hak bangsa-bangsa dunia demi mewujudkan perdamaian dan keamanan melalui partisipasi aktif dalam masalah internasional.
Persaingan antara dua kekuatan adidaya dunia, blok Timur Uni Soviet dan Barat AS menyeret negara-negara lain di kawasan Eropa, Asia, Afrika, bahkan sesama anggota PBB sendiri saling bermusuhan yang melebarkan terjadinya friksi global. Salah satunya adalah persaingan kedua blok itu di bidang militer. Ketika itu dunia berada dalam atmosfir perang dingin antara blok Timur dan blok Barat. Baca lebih lanjut
Filed under: Advokasi dan Perlindungan Hukum